sailingsunbreak

sailingsunbreak

Selasa, 29 Oktober 2013

The Other Me

Call me Nerd, or Geek, or anything, but I do believe that Parallel Universe does exist. And I do believe that I have my alter ego in each of that Universe.

Lo gak tau Parallel Universe itu apa? Googling lah, gunakan teknologi hahahahaha gotcha! *evil smirk* Jadi, beberapa tahun belakangan ini gue lagi kecanduan nonton Fringe. Dan film itu udah mencuci otak gue mengenai adanya Parallel Universe ini. Tanggung jawab kamuuuu Mr. J.J Abrams HUH!

Di film itu sedikit dijelaskan bahwa Parallel Universe terbentuk saat 1 individu membuat pilihan. Jadi misalnya gue sedang dihadapkan di antara pilihan A dan B. Kemudian gue memilih pilihan A. Nah ternyata di Universe gue yang lain, alter ego gue itu memilih pilihan B. Dan terbentuklah Parallel Universe itu. Jadi, apa yang terjadi di masing-masing Parallel Universe itu beda-beda. Pokoknya hidup kita itu adalah 1 garis lurus tapi ketika lo berada di antara pilihan, di depan lo akan ada cabang baru, dan pilihan yang lo pilih itu akan bikin cabang baru (bingung gak? Bingung? Sama...... lol). And somehow gue berharap bisa ketemu Alter Ego gue di Universe yang lain hahaha (I'm geek enough, rite? :p) eh itu jadi Doppelganger dong -__-

Sebenernya sih gue nulis post ini karena gue pernah dihadapkan dalam pilihan terbesar yang akan mengubah hidup gue 100%. Yaitu pilihan untuk tetap lanjut di Biologi atau pindah ke Sastra Korea. Diliat dari jurusan aja udah ketawan banget kalo hidup gue setelah lulus akan berubah 180 derajat tergantung dari apa yang gue pilih. Di universe yang asli, ternyata gue kan memilih untuk pindah. Tapi bisa aja alter ego gue memilih untuk stay di Biologi. Yea, who knows?

Jadi ya intinya setiap keputusan yang dipilih pasti akan punya hasil yang berbeda. Itulah kenapa ada yang bilang jangan ngambil keputusan terburu-buru. Karena kita gak tahu nanti endingnya kayak apa..

Kamar kos..
Ditulis oleh saya yang menyerah belajar
Kebudayaan Korea buat UTS tapi ga paham-paham..
Boleh lambaikan bendera putih? huft

Jumat, 18 Oktober 2013

Cliche

"The hardest part of life is when you have to say goodbye."

Ada pertemuan, pasti ada perpisahan.
Dan momen-momen selama sebelum perpisahan itulah yang paling ngangenin. Bahkan kadang sempet terlintas pikiran "I wish I could turn back time." Biar apa? Biar bisa ngerasain lagi momen-momen itu. Supaya rasa rindu itu tidak lagi meradang.

Ambil contoh simpelnya aja lah. Putus .
Siapa sih yang gak ngerasa sedih dan kehilangan setelah putus? Putus berarti lo harus 'say goodbye' ke semua momen yang pernah lo alamin bareng dia. Dan itulah bagian tersulitnya. Bukan cuma say goodbye ke orangnya yang sulit, melainkan say goodbye ke kenangannya juga.

Katanya "Practice makes perfect." Tapi gue, dan mungkin beberapa orang, yang beberapa kali pacaran dan ngalamin yang namanya putus itu kenapa gak bisa jadi pandai (mengikhlaskan). Bukannya beberapa kali 'latihan' putus, harusnya saat ngalamin putus lagi jadi udah gak sedih. Tapi kenapa tetep aja sedih itu ada?

Putus yang paling gak enak adalah ketika semua tempat dan semua hal yang lo lakuin, justru ngingetin saat lo sama dia. Hahaha. Bayangin aja, pas pacaran perginya ke tempat A, B, C, dst. Dan tempat-tempat itu adalah tempat yang sering lo datengin. Kemudian setelah putus, setiap lo ke tempat itu justru bikin lo inget kenangan lo sama dia di tempat itu. it sucks, man

Gue pernah tuh begitu. Waktu ngedate ke teraskota, nonton skyfall, makan di toko bakso langganan gue. eh gak berapa lama putus. setelah itu gue jadi gak pernah mau ke daerah bsd (teraskota itu di bsd, fyi), gak mau ke teraskota, gak mau makan di toko bakso itu dan bahkan gue muak tiap kali denger lagu Adele yang jadi soundtrack Skyfall. Idiot? Memang :D

Makanya, gue gak ngebayangin kalo suatu hari gue harus nerima kenyataan bahwa hubungan gue sama si Bewok ini finish. Pamulang, Ciputat, Depok, semua rute wajib gue juga sering gue lewatin berdua Bewok. Bahkan Wardi (Sinar Garut)warung bubur langganan gue juga udah gue datengin sama Bewok. Jadi semua tempat rutin gue isinya ya kenangan sama Bewok semua. Dan gue gak tau gimana nanti kalo suatu hari gue pisah sama dia. Gue gak mau, dan semoga enggak bakal :')

Rabu, 02 Oktober 2013

#BudayaJuara

Musim semester ganjil itu emang musimnya Ma-Ba banget deh. Banyak banget kegiatan yang ada. Mulai dari Olimbud, OIM UI de-el-el (sebenernya gue juga gak tau nama-nama kegiatannya, saking banyaknya hahahah). Tapi yang pasti dalam 1 rangkaian Olimbud itu, yang paling seru adalah PK atau Petang Kreasi (eh bener gak ya singkatannya itu -__- gue merasa gagal sebagai anak FIB pfft)

Lemme explain 'bout this PK things *suara genderang bertalu-talu*

Jadiii, PK ini adalah acara puncak yang diadakan di FIB dari tahun ke tahun. Acaranya sih sebenernya cuma penampilan drama dari para mahasiswa baru. Tapi dalam acara PK ini, setiap jurusan (FIB yang notabene ada 15 jurusan) bener-bener selalu mempertunjukkan penampilan terbaiknya.

Berhubung gue baru semester 3, jadi tahun lalu gue baru aja ngerasain yang namanya momen-momen menuju PK. Latihannya? Wah jangan ditanya deh. Sebulan menjelang hari H, latihan setiap hari sampe jam 9 malem. Kebayang gak tuh sewajib apa acara ini ckckck

Dan kebetulan tahun lalu, setelah jurusan gue tampil (berakhir dengan banyak anak FIB yang penasaran dengan tokoh Junho :p lol) gue menyempatkan diri nonton penampilan dari jurusan-jurusan lain. Untungnya jurusan gue tampil di awal-awal sih. Daaan setelah ke-15 jurusan ini tampil, ternyata udah jam setengah 1 malem. wtf abis...

Tapi overall, seru. Ceritanya bagus meskipun ada beberapa jurusan yang biasa aja (bahkan aneh). TAPIII, kostum dan propertinya bro! Niat abis! Gue gak ngerti lagi itu gimana deh....

Tahun ini anak-anak C-Ban pada pengen nonton PK (tahun lalu cuma ber5 pfft banget). Siap-siap cemilan dan minuman yang banyak! woohoo!!

anyway, selain PK ada juga acara yang diadakan oleh ke-15 jurusan ini. Dan di setiap acara pasti ada bazaar, dan di setiap bazaar pasti menguras dompet. Oh Tuhan :''')

kalo kata Rendi, gue anak sastra dan gue bangga! (Y)

Selasa, 01 Oktober 2013

Thingy Things

"Kanon adalah suatu irama musik yang saling berkejaran."

In the middle of those fuckin' tasks, instead of doing those tasks, why I keep on doing this "blog things." Honestly I have the scumbag brain hahahaaha piss me off.

Tonight I'm thinking about the correlation between Canon and a Relationship.

I've just read my friend's blog (http://sfrkh.blogspot.com/2013/09/dont-stop-chasing.html#more). On her blog, she said, "I think that one of the biggest reason why relationship doesn't work out in the long run is because at the one point, one side--or maybe both--stops chasing." Got the idea? Lemme explain it in Bahasa, because I think my English is not good enough hm :p

Menjalani hubungan itu harus kayak Kanon...
'
Dalam sebuah hubungan, diperlukan keahlian "saling mengejar." Bukan saling mengejar lalu lari-larian, maksud gue. Tapi mengejar dalam artian memberi dan mendapatkan perhatian yang seimbang. Contoh simpelnya adalah dalam sehari, pastikan salah satu dari pasangan itu ada yang memberi kabar. Bukan hanya satu pihak saja yang tiap harinya memberi kabar lebih dulu, lalu menunggu lama untuk mendapat kabar dari pihak lawannya. Lama-lama dia bisa lelah hanya menjadi "penunggu kabar". Memangnya dia pacaran sama loper koran? eh.....

Kalau salah satu sudah tidak lagi memiliki keinginan untuk mengejar, lantas untuk apa hubungan itu dipertahankan. No offense, by the way. Karena udah sejak lama gue mikirin hal kayak gini, dan tepat banget temen gue ini mem-posting masalah ini di blognya. Two thumbs up fer ya :D

Pikirkan baik-baik, sebelum kamu kehilangan pasanganmu
hanya karena tidak ber-Kanon