sailingsunbreak

sailingsunbreak

Jumat, 26 Oktober 2012

Kamu dan Contrabass


Alat musik ini begitu mengingatkanku padamu. Besarnya alat musik ini tidak menghalangi pesonamu. Kamu diatas panggung balairung, dan aku di tribun penonton. Ya, dari jarak sejauh itu, aku yakin itu kamu yang ada di balik alat musik besar ini. Rambutmu, kacamatamu, dan senyummu begitu kurindu. Berapa lama kita tidak berjumpa? 2 tahun, batinku sedih.

                Mataku terhipnotis oleh penampilan kamu dan teman-teman di UKM itu. Tapi mataku tetap terpaku pada sosok dibalik alat musik itu. Andai aku bisa menghentikan waktu, ingin rasanya aku hentikan detik itu. Agar aku bisa menatap sosokmu tanpa terusik dengan waktu. Terekam jelas dalam kotak memoriku, musik yang kalian mainkan. Lagu Mario Bros tidak pernah terdengar semerdu ini. Tak henti-hentinya mataku menatap sosokmu, mengikuti setiap gerak-gerikmu. Sosok-sosok lain seakan tidak nyata. Hanya kamu yang nyata.

                Tapi ternyata penampilan kalian harus usai. Kesal bercampur sedih. Teringat jelas saat itu aku mengirimkan pesan singkat kepadamu untuk memberimu semangat, dan kamu membalas pesanku itu. Setelah menghabiskan waktu 2 tahun memupuk rindu, akhirnya aku bisa melihat wajahmu kembali. Bahkan saat diluar balairung pun aku bisa melihatmu lagi. Dengan tutup kepala yang menahan ponimu, rambut gondrongmu. Dan kacamata yang masih tersangkut diatas hidungmu. Dan kaus abu-abu yang membalut tubuh gempalmu. Ah! Betapa aku merindukan sosok itu.

Hari itu, aku pulang dengan berat hati. Kebahagiaan, kesedihan,dan  kerinduan, berkecamuk di kepalaku. Tapi tidak ada yang bisa menggantikan bayang senyummu yang kulihat saat diluar balairung itu. Senyummu sungguh membiusku. Meskipun hari ini usai, tapi sosokmu tetap terekam dalam kotak memoriku. Panggung balairung… Kamu dan alat musik itu, contrabass.. A man who wear an eye-glasses holding a contrabass in his hand J           

Sekejap Memori dari Balairung UI
Rangkaian acara penyambutan Kamaba
Display UKM, 6 Agustus 2012
Terima kasih Mahawaditra sudah membawa laki-laki ini kehadapanku :)

Gravitasimu, gravitasiku...

                Aku tidak pernah bermaksud mengusikmu ataupun mengganggu rutinitasmu. Yang aku tahu, setiap kali kamu membalas pesanku, semangatku kembali. Saat membaca barisan kata demi kata darimu, aku seperti merasakan putaran gravitasi di kakiku, aku seperti merasakan setiap sel-sel otakku beregenerasi. Kamu itu candu. Candu yang begitu keras, yang tiap kali ingin kureguk dan kugenggam erat-erat. Kamu itu black hole, black hole yang memerangkapku didalam pesonamu sehingga aku tidak mengerti lagi bagaimana rasanya mencintai orang lain selain kamu.

                Hari ini pun rasanya ingin sekali aku mengusikmu. Tapi aku takut. Takut kamu akan pergi jika aku terlalu sering mengusikmu. Takut suatu hari kamu tidak akan membalas pesanku lagi. Rasa takut itu semakin membabi buta dari hari ke hari. Ingin sekali aku memandang wajahmu dari dekat, lupakan jarak itu! Rasa rindu ini selalu menyelimuti hariku. Meneriakkan rindu ini ke udara pun sia-sia. Gravitasi selalu membawa rasa rindu ini bersamanya. Ingin rasanya aku melawan gravitasi ini. Ingin rasanya aku terbang kesisimu, berdiam disana, meskipun hanya untuk sejenak. Aku muak dengan gravitasi yang kamu ciptakan. Rasanya seperti tembok pembatas yang tinggi.

                Jadi, apa kabarmu hari ini? Apakah kamu ke Cibubur lagi untuk menjadi pengajar les lagi? Ataukah hari ini kamu menghabiskan waktu untuk berlatih contrabass? Ceritakan padaku, aku yakin aku tidak akan pernah bosan mendengar ceritamu. Sayang, semua itu hanya ada dalam mimpiku….

Semangkuk cokelat



Pernahkah kamu rasakan manisnya cokelat itu? Ya, seperti itulah kamu. Kamu tidak tampan, tapi dalam dirimu ada sesuatu yang istimewa, aku lihat itu. Kamu seperti cokelat cair, ingin sekali aku menyentuhmu, menggenggam jemarimu, merasakan desah nafasmu, mendengar suara lembutmu, Ah! Apapun itu. Yang pasti aku ingin sekali ada disisimu. Tapi bermimpi pun aku tak berani.
                Setiap detik yang kuhabiskan dalam waktu 2 tahun ini, tidak sekalipun bayangmu menghilang dari otakku. Seperti yang kubilang, kamu seperti cokelat yang memabukkan. Berulang kali bayangmu selalu merasuki otakku, mengisi setiap sel-sel yang kosong didalam tubuhku. Hanya dengan memikirkan dirimu saja, hatiku menjadi hangat. Setiap kali kamu membalas pesanku, otot-otot disekitar pipiku rasanya tertarik, membuatku ingin selalu tersenyum.
                Tapi hanya sekedar itulah aku sanggup memilikimu. Tanganku tidak pernah sanggup meraihmu. Mungkin aku hanyalah ‘adikmu’, apapun itu. Atau mungkin kamu hanya menganggapku sebagai penggemarmu. Biarlah, aku rela. Memang aku selalu mengagumimu. Mengagumi sosok yang tidak mungkin bisa kurengkuh. Mengagumi sosok yang tidak akan pernah berada dalam jarak pandangku. Karena kamu begitu jauh. Bahkan memandang punggungmu saja aku tidak diperbolehkan. Mengapa jarak itu menjadi pemegang kendali?

untukmu, Abang.
Dari aku, sosok penggemarmu
yang selalu kau panggil dengan sebutan 'eneng' :')

Sabtu, 20 Oktober 2012

FMIPA di hari itu

19 Oktober 2012

Mengunjungi FMIPA dalam rangka acara Star Party yang diadakan oleh Fisika. Sangat tidak sabar untuk melihat wajahnya. Terakhir kali aku melihatnya adalah saat Demo UKM. Kalau diingat-ingat, pertemuanku dengannya hanya terjadi 2 kali. Yang pertama adalah pertemuan pertama kami yaitu saat Tossaka akhir tahun 2010 (atau awal 2011, dunno). Dan yang kedua adalah saat demo UKM (pertengahan 2012, Agustus maybe). Bayangkan, bagaimana bisa aku tidak menanti hari ini.

Pukul 8 malam aku baru tiba di mipa. Aku pun masuk ruang seminar. Disitulah aku melihat dia. Saat aku sedang duduk, ia masuk dan menaruh barang di bagian belakang ruangan. Aku yang saat itu membelakangi langsung membalikkan badan untuk melihat wajahnya lebih jelas. Ya! Itu dia. Ya tuhan, jantungku pun berdetak kencang sekali. Gembira sekali bisa melihatnya dari dekat seperti ini. Aku ingin memanggilnya, tapi lidahku kelu sekali. Dan ia pun berlalu begitu saja.

Tak lama kemudian aku keluar dari ruangan untuk ke kamar mandi, dan disitu aku melihatnya lagi. Ia sedang berdiri didepan pintu. Aku melihatnya, Ia pun melihatku. Kami bertatapan. Aku sangat ingin menyapanya, tapi lagi-lagi lidahku kelu. Bodoh! Ia pun pergi. Bodoh! Ya, aku lupa, ia tidak memakai kacamatanya. Pantas saja.

Ah.

Kembali

Sebut saja aku menggilainya. Mungkin memang benar. Dan aku pun takkan marah jika kamu sebut aku seperti itu. Karena menurutku beginilah aku. Disaat orang-orang lain bisa melupakan pada siapa mereka menaruh hati mereka, tidak begitu denganku. 2 tahun sudah berlalu sejak pertemuan pertamaku dengannya. Dia memang tidak tampan atau apalah yang kalian sebut 'sempurna'. Tapi sekali lihat, aku tahu dia memiliki karismanya tersendiri. Dengan kacamata tergantung dihidungnya. Bisa diingat jelas percakapan singkatku dengannya.

Bisa kuingat jelas percakapan kami di facebook yang berakhir dengan kami bertukar nomor telepon. Ia tak hentinya memanggilku 'dek' dan 'neng'. Aku pun selalu memanggilnya 'abang'. Ya, anak Fisika ini sudah menaruh gravitasi yang begitu kuat dan dalam. Aku pun selalu bergantung pada gravitasi itu.

Masih kuingat jelas kata-katanya saat menjelang hari aku menghadapi tes masuk universitas ini. "Semangat neng. Gue tunggu lo di UI :D" Dan nyatanya ditahun pertama aku gagal. Kekecewaanku berlapis-lapis. Dan ditahun setelahnya, ia pun masih mengucapkan hal yang sama. Dan berkah Allah menghampiriku.

Kini sudah hampir 2 tahun. Komunikasi kami pun masih terjalin dengan baik, meskipun kami tidak pernah bertemu. Kukira dengan kepindahanku kekampus ini kami akan bisa bertemu, ternyata tetap mustahil. Tapi gravitasi-mu masih ada..

Siap ber-layar!

Membuat blog baru -untuk kesekian kalinya-.. The name of Layarian takes from my name :D
Siap membagi dan siap berbagi.. Kembangkan layar, Kapten! <3