Alat musik ini begitu mengingatkanku padamu. Besarnya alat musik
ini tidak menghalangi pesonamu. Kamu diatas panggung balairung, dan aku di
tribun penonton. Ya, dari jarak sejauh itu, aku yakin itu kamu yang ada di
balik alat musik besar ini. Rambutmu, kacamatamu, dan senyummu begitu kurindu. Berapa
lama kita tidak berjumpa? 2 tahun, batinku sedih.
Mataku terhipnotis
oleh penampilan kamu dan teman-teman di UKM itu. Tapi mataku tetap terpaku pada
sosok dibalik alat musik itu. Andai aku bisa menghentikan waktu, ingin rasanya
aku hentikan detik itu. Agar aku bisa menatap sosokmu tanpa terusik dengan
waktu. Terekam jelas dalam kotak memoriku, musik yang kalian mainkan. Lagu Mario
Bros tidak pernah terdengar semerdu ini. Tak henti-hentinya mataku menatap
sosokmu, mengikuti setiap gerak-gerikmu. Sosok-sosok lain seakan tidak nyata. Hanya
kamu yang nyata.
Tapi ternyata
penampilan kalian harus usai. Kesal bercampur sedih. Teringat jelas saat itu
aku mengirimkan pesan singkat kepadamu untuk memberimu semangat, dan kamu
membalas pesanku itu. Setelah menghabiskan waktu 2 tahun memupuk rindu,
akhirnya aku bisa melihat wajahmu kembali. Bahkan saat diluar balairung pun aku
bisa melihatmu lagi. Dengan tutup kepala yang menahan ponimu, rambut
gondrongmu. Dan kacamata yang masih tersangkut diatas hidungmu. Dan kaus
abu-abu yang membalut tubuh gempalmu. Ah! Betapa aku merindukan sosok itu.
Hari itu, aku pulang dengan berat
hati. Kebahagiaan, kesedihan,dan kerinduan, berkecamuk di kepalaku. Tapi tidak
ada yang bisa menggantikan bayang senyummu yang kulihat saat diluar balairung
itu. Senyummu sungguh membiusku. Meskipun hari ini usai, tapi sosokmu tetap
terekam dalam kotak memoriku. Panggung balairung… Kamu dan alat musik itu,
contrabass.. A man who wear an eye-glasses holding a contrabass in his hand J
Sekejap Memori dari Balairung UI
Rangkaian acara penyambutan Kamaba
Display UKM, 6 Agustus 2012
Terima kasih Mahawaditra sudah membawa laki-laki ini kehadapanku :)

