sailingsunbreak

sailingsunbreak

Kamis, 01 November 2012

Mimpi pun tak apa




“Miracle does exist.”

Ya, aku setuju dengan adanya keajaiban. Tuhan pasti punya rencana-Nya sendiri. Setiap permohonan yang kita ucapkan, setiap doa yang kita panjatkan, setiap harapan yang timbul dihati kita, pasti akan terwujud. Mungkin bukan hari ini, bukan besok atau mungkin bukan lusa. Tapi, suatu hari, keajaiban itu pasti terjadi.
Rabu, 31 Oktober 2012. Akan kusimpan kenangan hari ini dengan baik didalam kotak harta karunku. Agar suatu hari nanti aku bisa membukanya, dan melihat kembali apa yang terjadi hari ini. Akan kusimpan kenangan hari ini didalam kotak pandoraku. Ya, hari ini begitu berharga. Andai saja otak manusia mampu menyimpan setiap momennya seperti film, aku pasti sudah melakukannya. Kenangan ini, kotak pandoraku.

Hujan turun petang hari tadi. Dan aku justru bersyukur pada hujan. Aku mencintai hujan sebesar aku mencintai dirinya. Hujan yang hanya rintik, maupun yang deras. Seperti itulah cerminan perasaanku pada dirinya. Kadang mengalir perlahan, namun kadang mengalir begitu cepat sehingga rasa rindu pun tidak terbendung. Dinginnya pukul setengah 7 malam ini menusuk kulitku, tapi hatiku diliputi kehangatan. Gelapnya malam dari FMIPA menuju Balai Sidang pun tidak aku hiraukan. Yang terngiang dikepalaku hanya satu: “Aku akan bertemu dengannya hari ini!”

18.38. Waktu dimana aku mendengar suaranya lagi setelah sekian bulan. Dengan dilatarbelakangi langit malam dan hembusan angin, aku bisa menatap matanya. Ah, aku sangat merindukan manusia ini…. Sosoknya hari ini terpatri jelas diingatanku. “Berkaus abu-abu, dengan sandal hotel warna putih-coklat, berkacamata. Bermotor warna putih, helm merah dengan rambut semi-gondrongnya. Dan sepuntung rokok ditangannya.” Ya, dia orangnya.

Sebut saja aku pemimpi. Aku habiskan waktuku untuk memimpikan dirinya. Memimpikan hubungan lebih yang mungkin akan terjadi, memimpikan waktu dimana aku bisa menatap matanya. Tapi, aku tidak berharap terlalu tinggi. Mengetahui ia ada saja sudah cukup bagiku. Dan nyatanya, hari ini Tuhan berkata lain. Aku bisa..

Satu yang aku yakini, kotak pandoraku yang berisi semua hal tentangnya, akan kusimpan rapi… Kalau saja waktu bisa membeku, tidak ragu lagi aku akan memilih saat ini.


Rabu, 31 Oktober 2012
FMIPA dan Balai Sidang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar