sailingsunbreak

sailingsunbreak

Senin, 25 Februari 2013

Suka(r)

Bulan purnama sedang menampakkan dirinya. Bahkan bintang-bintang enggan muncul karena bintang tahu bahwa sinar mereka akan kalah oleh sinar rembulan malam ini. Memandangi langit malam ini membuatku teringat akan satu hal.

Hidup itu kayak roda. Ada saatnya kita di atas, ada saatnya kita di bawah. Ada saatnya kita senang, ada saatnya kita sedih. Ada saatnya mengalami hal yang mengejutkan. Ada saatnya yang tidak pernah terjadi, lalu tiba-tiba terjadi.  Tapi yang paling menyulitkan adalah saat harus merasakan kehilangan setelah memiliki.

Kehilangan itu memiliki banyak makna. Ada yang kehilangan buku, pensil, laptop, bahkan sampai kehilangan teman pun ada. Apalagi yang namanya kehilangan pacar. Ya, baca saja, putus.

Hampir setiap orang, pasti pernah merasakan yang namanya kehilangan pacar (a.k.a putus) meskipun hanya sekali. Pasti masih inget gimana rasanya saat orang yang sering hadir di hari-hari kita, tiba-tiba suatu hari ia tidak lagi ada. Dia ada, tapi di luar jangkauanmu. Kamu ingin meraihnya tapi terasa terlalu jauh. Mana mungkin bisa sampai.

Satu hal yang baru aku sadari dari yang namanya perpisahan adalah sulitnya menghapus kenangan dari otakmu. Dan hal tersulit kedua adalah menghapus semua pesan dari dia. Salah satu tanda bahwa seseorang sudah berhasil move on adalah jika dia berhasil menghapus semua SMS dari 'dia' sewaktu pacaran. Aku sendiri beranggapan bahwa menghapus SMS sama dengan menghapus kenangan. Pantas saja kalau hingga saat ini, inbox-ku masih diisi dengan pesan-pesan darimu :)

Untukmu, si 29.

Minggu, 24 Februari 2013

Laut dan Kenangan

Desir ombak, bau pantai, lautan yang luas.
Satu-satunya kenanganku bersama kamu adalah laut ini. Pulau Pari dan dermaga.

Aku rindu pada kamu yang tertidur di depan kamarku.
Saat aku mengucapkan selamat malam padamu, dan kamu yang bahkan tidak menoleh padaku.
Saat aku membuka pintu dan yang pertama kali kulihat adalah wajah lelapmu.
Kalau saja waktu bisa dihentikan, aku ingin lebih lama lagi memandangi wajah lelapmu itu.
Aku ingin mengabadikan tiap detik pergerakan lelapmu.
Aku ingin mengabadikan tiap gurat wajahmu yang lelapmu yang tenang.
Hanya pada detik-detik inilah aku bisa memandangmu, sebelum kamu mencaciku untuk pergi.
Karena kamu pasti tidak ingin jika harus melihat wajahku di detik pertama kamu membuka mata.
Saat aku menyentuh kakimu perlahan dan berusaha membangunkanmu.
Saat aku menawarkan sarapan untukmu.
Saat aku membersihkan kasur yang kamu gunakan untuk merebahkan tubuh gempalmu.
Saat kita sama-sama menonton di TV yang sama.
Aku merindukannya.

Mungkinkah di tahun-tahun ke depan nanti aku dapat melakukan hal-hal ini lagi?
Dengan kamu yang tidak lagi memalingkan wajahmu.
Dengan kamu yang memandang mataku dengan lembut.

"Mungkinkah itu terulang lagi?" tanyaku pada angin tepi dermaga.
"It just a dream that can't be real." jawab ombak yang menghempas dermaga.

Sabtu, 23 Februari 2013

Running Man (alike)

Keseruan hari ini diawali dengan gue bangun jam setengah 8 padahal acara dimulai jam 8. Gak waras. Pas melek, langsung liat jam. 07.22. Langsung lah gue loncat dari kasur dan lari ke kamar mandi. Menggunakan kemampuan mandi 5 menit, dan siap-siap. Setelah semua barang wajib bawa udah masuk tas, gue langsung melejit keluar kamar dan menggunakan kecepatan kilat pergi ke kampus yang sebenernya cuma butuh waktu 5 menit. Hahahah. Dan setelah melewati kandang rusa, ternyata JENG JENG banjir...... Sumpah gue jadi ga bisa nyebrang gitu. Mana yang di depan fisip banjirnya sampe sebetis gitu. Sakit jiwa...

Dan akhirnya keberuntungan berpihak pada gue. Setelah gue sampai di tempat perjanjian yaitu gedung 9, ternyata masih belum mulai. Rasanya ada bunyi-bunyi lonceng yang mengiringi jalan gue. Gue berasa kayak Xena the Warrior. Lalu tiba-tiba hujan, dan seniornya bilang tunggu hujannya reda. Ah, bener-bener berasa ada cahaya surga menyinari hari ini. Ahh....

Sambil nunggu hujan reda, dibagi 10 kelompok. 1 kelompok ada 4 orang. Gak berapa lama, hujan reda. Game pertama adalah pos-ke-pos. Oh, oke.. Pos tersulit adalah pos 3 dan sekaligus pos pertama yang kami datangi. Hellooo, seonbae, bagaimana saya bisa memeragakan gerakan clue kalo saya aja gak tau arti dari kata nya itu apaaaa. 토끼 itu ternyata adalah kelinci kawan-kawaaaaan. Setelah hampir 10 menit cuma berusaha untuk memeragakan kata itu dan end up dengan gue menulis huruf itu di angin (ngerti? enggak? lupain). Ada kali setengah jam kami di pos ini. Oh, Tuhan, mau guling-guling aja gue.

Dari pos 3 kami lanjut ke pos 4. Semua ada 10 pos. Dan dari masing-masing pos itu ada game nya masing-masing. Dan di pos 4 itu kami harus mengorbankan 1 teman kami untuk tidak ikut bermain. Hm.... Selain itu, ada juga game membaca cepat, menyusun kata (hangeul, tentu saja!), lompat karet, nangkep penggaris (jelasinnya gimana -__-), pengetahuan tentang hanguk, pengetahuan tentang hwarang dan seonbae, lari berpasangan dengan kaki diikat daaaan 1 pos lagi yang belum sempet kami datengin. Game pertama aja udah seru, ah kece dah kece.

Setelah ishoma, lanjut game ke-2. Running Man. Mencari 54 potongan puzzle yang tersebar di sekitar FIB. Mampus kan. Untungnya nyarinya seangkatan. Kalo dibagi perkelompok lagi mah bunuh aja gue sekalian. Dan terbukti loh muterin FIB dalam waktu 1 jam itu capeknya super banget! Gak ngerti lagilah gue dengan kaki gue (lebih tepatnya betis). Udah ngubek-ngubek semua tempat di luar gedung 9 dan tetep gak nemu.Waktu mau jalan ke gedung lain, tiba-tiba temen gue teriak.Dan ternyata dia menemukan potongan puzzle itu di selipan tembok gedung 9 yang unik itu. Padahal tembok itu udah gue lewatin 5 kali ada kali tuh. Gila, gondok abis. Rasanya pengen nelen teksas aja gitu.

Skip, waktu habis. Masih gak bisa nemu 2 pieces. Yaaaa, sudahlah ya, move on. Overall, acaranya asik! Seru! Daebak! Berasa main Running Man, cuma kurang Jong Kook aje hahaha. Dan hari ini, kami officially bukan MaBa lagi! Horraaaaaaay! Hanguk Hagwa! *salamin seonbae satu-satu*

Homesick

Homesick, semua orang pasti kenal kata-kata ini. Apalagi mereka yang harus jauh dari rumah, entah itu untuk menuntut ilmu atau bekerja. Dan gue yang termasuk satu dari orang-orang itu pun pernah merasakan homesick ini. Padahal mah baru juga semester 2 dan notabene belom ada setahun gue merantau. Dan lagi, jarak Depok- Pamulang pun ga bisa disebut merantau sebenernya. Tapi buat gue, jauh dari rumah itu susah.

Bagi gue, rumah itu adalah satu-satunya tempat gue untuk 'pulang'. Tempat dimana ada yang menunggu gue datang. Just as we know, pasti banyak orang yang sering merasa bete kalo harus di rumah seharian. Apalagi yang namanya anak muda, susah banget disuruh diem di rumah. Gue malah sering liat di timeline gue banyak yang nge-tweet "bosen di rumah, kemana yuk" atau "ortu ngeselin banget gak ngebolehin gue pergi, bete dirumah!" dan segala macamnya lah. Mungkin mereka yang merasa seperti itu bisa tanya ke orang-orang yang merantau, gimana sih perasaan merantau yang harus jauh dari rumah. Para perantau itu pasti akan jawab "kangen". Ya pasti kangenlah. Dari 12 bulan, mungkin hanya beberapa bulan waktu yang mereka punya untuk kumpul bareng keluarga mereka.

Gue pribadi, lebih sering menghabiskan waktu gue di rumah. Bahkan gue sama kakak gue yang umurnya beda jauh pun punya pendapat yang sama. "Kenapa sih lo kalo di rumah sering bete? Gue yang seminggu gak kemana-mana aja fine-fine aja. Malahan seneng." Kalo kalian pikir keluarga gue orang kaya yang punya segala macam alat elektronik yang canggih, lo salah besar. Di rumah, alat hiburan gue cuma TV, DVD, laptop dan handphone, tentu saja. Oh iya, palingan buku-buku dan novel-novel gue. Tapi gue dan kakak gue bisa survive kok. Karena apa? Karena gue selalu berfikir kalo gue pas remaja aja jarang menghabiskan waktu di rumah bareng keluarga gue, mau kapan lagi? We grow up. Beberapa tahun ke depan juga kita akan lebih sering menghabiskan waktu di luar kok. Apalagi setelah kita memasuki dunia kerja, bakal semakin sedikit waktu yang bisa kita habiskan bareng keluarga kita. Setelah kerja, kita akan mulai membangun dunia kita sendiri. Kita akan membangun keluarga kita sendiri. Dan saat itu tiba, kita pasti harus 'lepas' dari rumah asal kita.

Life is a circle. Suatu saat nanti kita semua akan jadi orang tua Coba bayangin gimana perasaan kita kalo anak kita lebih suka menghabiskan waktu di luar dibandingkan bareng kita, yang notabene adalah orang tua mereka. Dengan membayangkan seperti itu, maka kita akan mengerti perasaan orang tua kita. Kalau orang tua melarang kita pergi pasti ada alasannya kok. Siapa tau mereka ingin menghabiskan waktu bareng kita. Apalagi kalo orang tua kita bekerja setiap hari dan cuma bisa ketemu sama kita pas pagi atau malam hari.

Mulai sekarang, coba pandai-pandailah bagi waktu antara main dan keluarga. Gue selalu menjadikan keluarga sebagai prioritas. Dan gue selalu berusaha menggunakan setiap waktu senggang yang gue punya untuk gue habiskan bareng keluarga gue. Karena gue gak mau nantinya, saat keluarga gue udah gak ada, gue malah jadi menyesal kenapa gue gak lebih sering menghabiskan waktu gue bareng mereka. Percaya sama gue, lo akan merasa sangat kehilangan saat keluarga lo udah gak ada. Lo akan menyesali waktu-waktu yang kalian punya, yang seharusnya bisa kalian habiskan bareng mereka.

Dari 24 jam yang kita punya, berapa jam yang kita habiskan bersama keluarga kita?

Selasa, 19 Februari 2013

Sepenggal kicauan dari @aMrazing

Selasa, 19 Februari 2012. Account @aMrazing ini muncul di timeline gue dan men-tweet kata-kata yang berkenaan dengan 'Rindu'.

"Ingatan adalah lautan. Terkadang kenangan-kenangan karam di dasarnya. Tak tersentuh. Sengaja dikaramkan."

"Ingatan adalah kopi di pagi hari. Pahitnya menampar supaya kita bergegas, dan mengingat."

"Ingatan adalah kaus usang yang nyaman. Tersimpan rapih di pojokan lemari. Kadang sengaja dikenakan, untuk mengenang."

"Ingatan adalah pelukan yang lalu. Hanya mengingatnya, hangat akan menjalar pelan."

"Ingatan adalah rindu yang merayap pelan-pelan. Mendadak menyergap ketika kita tak sedang siap. Tak sedang berharap."

"Ingatan adalah folder-folder foto tak terjamah di komputer. Suatu hari, satu lirik. Satu klik. Jebollah bendungan kenangan."

"Ingatan adalah jalan-jalan sepi yang tak ingin dilewati. Lalu, suatu saat, kita sengaja tersesat di situ. Dan menyesal."

"Ingatan adalah wangi parfum yang melintas lalu menghilang. Wangi yang melesak ke dalam, melesatkan masa lalu ke masa sekarang."

"… And the truth is i miss you it hurts."

"Ingatan adalah buku yang sudah usang. Menarik untuk dibaca ulang. Tetapi sulit untuk membuka halaman per halamannya."


*****

Seperti itulah rasa rindu yang menyakitkan. Saking besarnya rasa rindu itu, tetapi sulit untuk diungkapkan sehingga semakin lama kamu memendam rasa rindu itu maka akan semakin terasa sakit.
Rasa rindu kepada mereka yang tidak akan pernah mengembalikan rindu yang sama untukmu.
Rasa rindu kepada mereka yang mengirim ingatanmu ke tempat antah berantah, yang bahkan kamu tidak lagi tahu bagaimana cara pulang.
Rasa rindu yang membawa kembali ingatan yang seperti virus, tetap muncul meski sudah berulang kali kamu 'scan'.
Rasa rindu yang mengalahkan cakrawala sampai kamu bahkan lupa rindu itu apa.
Ingatan itu seharusnya dikenang dengan senyuman, bukan dengan derai air mata. Seharusnya. Tapi bagaimana bisa mengingatnya dengan senyuman ketika yang paling kamu inginkan adalah kembali ke masa kenangan itu?

Anyway, quote terakhir itu adukan kata dari saya sendiri :p

Senin, 18 Februari 2013

We all know that

"You know it's love when all you want is that person to be happy. Even if you're not part of their happiness."

Kadang ada beberapa orang yang sering ngomong, "gue udah seneng kok kalo liat dia seneng." Mungkin kedengerannya emang klise. Platonis. Tapi disaat kamu benar-benar merasakan apa itu sayang yang sesungguhnya, kamu pasti juga akan merasa seperti itu. Karena cinta itu tidak memaksa.

Cuma 1 dari sekian orang yang setelah putus gak pernah ngepoin mantannya. Mengakui atau tidak, setiap orang (khususnya perempuan) pasti setelah putus masih akan menerapkan 'kepologi' itu. Ilmu kepo. Setiap mau tidur, sebentar ngecek timeline dia atau status facebooknya. Buat apa sih? Kadang ada beberapa yang penasaran siapa yang mengisi hari-harinya setelah kamu. Namun kadang ada juga yang sekedar ingin tau kabar dia, tapi terlalu takut untuk bertanya.

Siapa sih yang gak takut untuk sms mantannya duluan? Takut disangka belum move on lah, takut disangka masih ngarep lah, takut dicuekinlah, takut dijutekinlah, dan yang paling parah adalah takut kalau dia ternyata sudah sayang sama orang lain sementara kamu masih sering memikirkan dia. Ketakutan-ketakutan seperti itulah yang membuat kamu sukar untuk sekedar bertanya "Hai, apa kabar kamu?"