sailingsunbreak

sailingsunbreak

Sabtu, 23 Februari 2013

Homesick

Homesick, semua orang pasti kenal kata-kata ini. Apalagi mereka yang harus jauh dari rumah, entah itu untuk menuntut ilmu atau bekerja. Dan gue yang termasuk satu dari orang-orang itu pun pernah merasakan homesick ini. Padahal mah baru juga semester 2 dan notabene belom ada setahun gue merantau. Dan lagi, jarak Depok- Pamulang pun ga bisa disebut merantau sebenernya. Tapi buat gue, jauh dari rumah itu susah.

Bagi gue, rumah itu adalah satu-satunya tempat gue untuk 'pulang'. Tempat dimana ada yang menunggu gue datang. Just as we know, pasti banyak orang yang sering merasa bete kalo harus di rumah seharian. Apalagi yang namanya anak muda, susah banget disuruh diem di rumah. Gue malah sering liat di timeline gue banyak yang nge-tweet "bosen di rumah, kemana yuk" atau "ortu ngeselin banget gak ngebolehin gue pergi, bete dirumah!" dan segala macamnya lah. Mungkin mereka yang merasa seperti itu bisa tanya ke orang-orang yang merantau, gimana sih perasaan merantau yang harus jauh dari rumah. Para perantau itu pasti akan jawab "kangen". Ya pasti kangenlah. Dari 12 bulan, mungkin hanya beberapa bulan waktu yang mereka punya untuk kumpul bareng keluarga mereka.

Gue pribadi, lebih sering menghabiskan waktu gue di rumah. Bahkan gue sama kakak gue yang umurnya beda jauh pun punya pendapat yang sama. "Kenapa sih lo kalo di rumah sering bete? Gue yang seminggu gak kemana-mana aja fine-fine aja. Malahan seneng." Kalo kalian pikir keluarga gue orang kaya yang punya segala macam alat elektronik yang canggih, lo salah besar. Di rumah, alat hiburan gue cuma TV, DVD, laptop dan handphone, tentu saja. Oh iya, palingan buku-buku dan novel-novel gue. Tapi gue dan kakak gue bisa survive kok. Karena apa? Karena gue selalu berfikir kalo gue pas remaja aja jarang menghabiskan waktu di rumah bareng keluarga gue, mau kapan lagi? We grow up. Beberapa tahun ke depan juga kita akan lebih sering menghabiskan waktu di luar kok. Apalagi setelah kita memasuki dunia kerja, bakal semakin sedikit waktu yang bisa kita habiskan bareng keluarga kita. Setelah kerja, kita akan mulai membangun dunia kita sendiri. Kita akan membangun keluarga kita sendiri. Dan saat itu tiba, kita pasti harus 'lepas' dari rumah asal kita.

Life is a circle. Suatu saat nanti kita semua akan jadi orang tua Coba bayangin gimana perasaan kita kalo anak kita lebih suka menghabiskan waktu di luar dibandingkan bareng kita, yang notabene adalah orang tua mereka. Dengan membayangkan seperti itu, maka kita akan mengerti perasaan orang tua kita. Kalau orang tua melarang kita pergi pasti ada alasannya kok. Siapa tau mereka ingin menghabiskan waktu bareng kita. Apalagi kalo orang tua kita bekerja setiap hari dan cuma bisa ketemu sama kita pas pagi atau malam hari.

Mulai sekarang, coba pandai-pandailah bagi waktu antara main dan keluarga. Gue selalu menjadikan keluarga sebagai prioritas. Dan gue selalu berusaha menggunakan setiap waktu senggang yang gue punya untuk gue habiskan bareng keluarga gue. Karena gue gak mau nantinya, saat keluarga gue udah gak ada, gue malah jadi menyesal kenapa gue gak lebih sering menghabiskan waktu gue bareng mereka. Percaya sama gue, lo akan merasa sangat kehilangan saat keluarga lo udah gak ada. Lo akan menyesali waktu-waktu yang kalian punya, yang seharusnya bisa kalian habiskan bareng mereka.

Dari 24 jam yang kita punya, berapa jam yang kita habiskan bersama keluarga kita?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar